Selasa, 22 April 2014

Sumber Pencemaran Air Dan Pengujian Pencemaran Air

 Ada beberapa sumber Pencemaran Air yaitu :
1.         Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

2.         Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.

3. Limbah Industri

Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.

4.  Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.

Parameter dan Pengujian Pencemaran Air
Pencemaran air dapat dianalisis melalui beberapa kategori metode: fisik, kimia dan biologi. Sebagian besar melibatkan pengumpulan sampel, diikuti oleh tes analitis khusus. Beberapa metode dapat dilakukan langsung di tempat, tanpa pengambilan sampel, seperti suhu. Instansi pemerintah dan organisasi penelitian telah telah diatur, divalidasi metode pengujian analitis standarnya untuk memfasilitasi komparabilitas hasil dari peristiwa pengujian yang berbeda.
Sampling air untuk pengujian fisik atau kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode, tergantung pada keakuratan yang dibutuhkan dan karakteristik kontaminan. Banyak kejadian kontaminasi yang tajam dibatasi dalam waktu, paling sering dalam hubungan dengan peristiwa hujan. Untuk alasan ini pengambilan sampel sering tidak sepenuhnya representatif untuk diukur tingkat kontaminannya. Para ilmuwan dalam mengumpulkan jenis data biasanya menggunakan perangkat auto-sampler yang memompa air baik pada waktu tertentu atau debit tertentu.
Sampling untuk pengujian biologis melibatkan pengumpulan tumbuhan dan / atau hewan dari sekitar air permukaan yang diuji. Tergantung pada jenis penilaian, organisme dapat diidentifikasi untuk biosurveys atau mereka dapat dibedah untuk uji biologis dalam penentuan toksisitas.

Adapun macam pengujian yang mungkin dilakukan dalam penentuan pencemaran air antara lain:

1. Pengujian kimia
Sampel air dapat diperiksa menggunakan prinsip-prinsip kimia analitik. Banyak metode pengujian yang diterbitkan tersedia untuk senyawa organik dan anorganik. Parameternya berupa:

A. DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.

B. BOD (Biochemical Oxygent Demand)
BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD  kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.

C. COD (Chemical Oxygent Demand)
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam

D. TSS (Total suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air .

E. pH
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan  menggunakan alat pH meter.

F. Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) – semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) – sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC analyzer.

G. Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu larutan.  beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal)

2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.

3. Parameter Biologi;
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba  coli, dan Salmonella thyposa

0 komentar :

Posting Komentar