Ada beberapa sumber Pencemaran Air yaitu :
1.         Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan
 insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota 
sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau 
manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, 
upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus 
membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh
 mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan 
membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam 
air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya 
nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang 
demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat 
dangkal dan biota air akan mati karenanya.
2.         Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan 
sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai 
berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air
 buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran 
sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti 
plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah 
bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan 
pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa 
bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan 
mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air 
turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik
 meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan 
bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) 
parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman 
dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian 
tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan
 limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia 
mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang 
limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis 
industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan 
anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang 
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi 
panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara 
air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah 
terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker
 minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau karang. Minyak yang 
ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan 
kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut 
banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan 
pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi 
dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4.  Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang 
menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap
 ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak 
hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. 
Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk 
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara 
tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan 
sumber daya perairan.
Parameter dan Pengujian Pencemaran Air
Pencemaran air dapat dianalisis melalui 
beberapa kategori metode: fisik, kimia dan biologi. Sebagian besar 
melibatkan pengumpulan sampel, diikuti oleh tes analitis khusus. 
Beberapa metode dapat dilakukan langsung di tempat, tanpa pengambilan 
sampel, seperti suhu. Instansi pemerintah dan organisasi penelitian 
telah telah diatur, divalidasi metode pengujian analitis standarnya 
untuk memfasilitasi komparabilitas hasil dari peristiwa pengujian yang 
berbeda.
Sampling air untuk pengujian fisik atau 
kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode, tergantung pada keakuratan
 yang dibutuhkan dan karakteristik kontaminan. Banyak kejadian 
kontaminasi yang tajam dibatasi dalam waktu, paling sering dalam 
hubungan dengan peristiwa hujan. Untuk alasan ini pengambilan sampel 
sering tidak sepenuhnya representatif untuk diukur tingkat 
kontaminannya. Para ilmuwan dalam mengumpulkan jenis data biasanya 
menggunakan perangkat auto-sampler yang memompa air baik pada waktu 
tertentu atau debit tertentu.
Sampling untuk pengujian biologis 
melibatkan pengumpulan tumbuhan dan / atau hewan dari sekitar air 
permukaan yang diuji. Tergantung pada jenis penilaian, organisme dapat 
diidentifikasi untuk biosurveys atau mereka dapat dibedah untuk uji 
biologis dalam penentuan toksisitas.
Adapun macam pengujian yang mungkin dilakukan dalam penentuan pencemaran air antara lain:
1. Pengujian kimia
Sampel air dapat diperiksa menggunakan 
prinsip-prinsip kimia analitik. Banyak metode pengujian yang diterbitkan
 tersedia untuk senyawa organik dan anorganik. Parameternya berupa:
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen 
terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil 
proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk 
yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
 mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus 
mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per 
million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, 
tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 
ppm akan berkembang.
BOD adalah suatu analisa empiris yang 
mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar 
terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban 
pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan 
secara biologis. Dengan tes BOD  kita akan mengetahui kebutuhan oksigen 
biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi 
oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, 
makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih 
adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di 
atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang 
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter 
sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber 
oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan 
dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri 
yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati 
dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter 
kering lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan
 membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut 
yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air 
mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh 
limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian, kandungan
 zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat 
digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, 
jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna 
untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air .
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH 
normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat 
keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan  menggunakan alat pH meter.
TOC adalah jumlah karbon yang terikat 
dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak
 spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total 
Carbon (TC) – semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) – 
sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan 
terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari sumber
 non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC 
analyzer.
Spektroskopi penyerapan atom adalah 
teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. 
Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 
jenis logam yang berbeda dalam suatu larutan.  beberapa logam yang 
berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb 
(timbal)
2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter 
fisika dalam air limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya
 hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik 
maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari
 padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat 
menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk
 melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap 
kehidupan biota.Warna timbul 
akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping 
adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. 
Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, 
sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik 
lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia 
serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas 
kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.
3. Parameter Biologi;
Parameter biologi meliputi ada atau 
tidaknya pencemaran secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, 
bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme 
di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba  coli, dan Salmonella thyposa

0 komentar :
Posting Komentar